MANAJEMEN
DAN ORGANISASI
NAMA
: EVITA SANIA YOLANDA
KELAS
: 1EB17
NPM
: 28216429
MATA
KULIAH : PENGANTAR BISNIS
DOSEN
: IZZANI ULFI, S.E, M.IEF
A.
MANAJEMEN
1. Pengertian dan Peranan Manajemen
Manajemen
sebagai suatu ilmu pengetahuan yang secara sistematis untuk memahami mengapa
dan bagaimana manusia bekerja sama untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat
bagi kemanusiaan. Berikut beberapa definisi manajemen yang dikemukakan oleh
para ahli yaitu sebagai berikut;
1.
Mary Parker Follet, manajemen merupakan seni (art)
dalam meyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
2.
James AF Stoner, manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Luther Gullick, manajemen suatu ilmu (science).
4.
James H. Donnelly Jr.; James L. Gibson; dan Jhon M. Ivancevich, manajemen adalah proses dari seseorang atau beberapa
individu untuk mengkoordinasi kegiatan-kegiatan dari orang lain untuk
memperoleh hasil yang tidak dapat dilakukan seorang individu saja.
5.
Karthryn M. Bartol dan David C. Marten, manajemen adalah proses untuk
mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan-kegiatan dari empat
fungsi utama yaitu merencanakan (planning), mengorganisasi (organizing),
memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling).
6.
Chuck Williams (2001), manajemen adalah menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain. Jadi seorang manajer bukanlah mengerjakan semua
pekerjaan sendiri. Dia bekerja melalui orang-orang yang memiliki
kemampuan-kemampuan teknis di lapangan, tanpa mengerjakan teknisnya (walaupun
bukan berarti seorang manajer tidak memiliki kemampuan teknis).
7.
Murti Sumarni-John Soeprihanto (1995), manajemen merupakan suatu proses
yang terdiri atas kegiatan-kegiatan mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengkoordinasian, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan
serta mencapai sasaran-sasaran melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber daya yang lain. Pemanfaatan sumber daya-sumber daya lain dalam
perusahaan meliputi sumber daya bahan baku produksi, sumber keuangan,
mesin-mesin, dan cara yang digunakan dalam pemanfaatan yang efisien dan
efektif.
Berikut
ini adalah Peranan Manajemen yang harus diperankan para Manajer :
1. Peran Interpersonal
Yaitu hubungan antara manajer dengan orang yang ada di sekelilingnya, meliputi ;
- Figurehead / Pemimpin Simbol : Sebagai simbol dalam acara-acara perusahaan.
- Leader / Pemimpin : Menjadi pemimpin yag memberi motivasi para karyawan / bawahan serta mengatasi permasalahan yang muncul.
- Liaison / Penghubung : Menjadi penghubung dengan pihak internal maupun eksternal.
2. Peran Informasi
Adalah peran dalam mengatur informasi yang dimiliki baik yang berasal dari dalam maupun luar organisasi, meliputi ;
- Monitor / Pemantau : Mengawasi, memantau, mengikuti, mengumpulkan dan merekam kejadian atau peristiwa yang terjadi baik didapat secara langsung maupun tidak langsung.
- Disseminator / Penyebar : Menyebar informasi yang didapat kepada para orang-orang dalam organisasi.
- Spokeperson / Juru Bicara : Mewakili unit yang dipimpinnya kepada pihak luar.
3. Peran Pengambil Keputusan
Adalah peran dalam membuat keputusan baik yang ditentukan sendiri maupun yang dihasilkan bersama pihak lain, meliputi ;
- Entrepreneur / Kewirausahaan : Membuat ide dan kreasi yang kreatif dan inovatif untuk meningkatkan kinerja unit kerja.
- Disturbance Handler / Penyelesai Permasalahan : Mencari jalan keluar dan solusi terbaik dari setiap persoalan yang timbul.
- Resource Allicator / Pengalokasi Sumber Daya : Menentukan siapa yang menerima sumber daya serta besar sumber dayanya.
- Negotiator / Negosiator : Melakukan negosiasi dengan pihak dalam dan luar untuk kepentingan unit kerja atau perusahaan.
Yaitu hubungan antara manajer dengan orang yang ada di sekelilingnya, meliputi ;
- Figurehead / Pemimpin Simbol : Sebagai simbol dalam acara-acara perusahaan.
- Leader / Pemimpin : Menjadi pemimpin yag memberi motivasi para karyawan / bawahan serta mengatasi permasalahan yang muncul.
- Liaison / Penghubung : Menjadi penghubung dengan pihak internal maupun eksternal.
2. Peran Informasi
Adalah peran dalam mengatur informasi yang dimiliki baik yang berasal dari dalam maupun luar organisasi, meliputi ;
- Monitor / Pemantau : Mengawasi, memantau, mengikuti, mengumpulkan dan merekam kejadian atau peristiwa yang terjadi baik didapat secara langsung maupun tidak langsung.
- Disseminator / Penyebar : Menyebar informasi yang didapat kepada para orang-orang dalam organisasi.
- Spokeperson / Juru Bicara : Mewakili unit yang dipimpinnya kepada pihak luar.
3. Peran Pengambil Keputusan
Adalah peran dalam membuat keputusan baik yang ditentukan sendiri maupun yang dihasilkan bersama pihak lain, meliputi ;
- Entrepreneur / Kewirausahaan : Membuat ide dan kreasi yang kreatif dan inovatif untuk meningkatkan kinerja unit kerja.
- Disturbance Handler / Penyelesai Permasalahan : Mencari jalan keluar dan solusi terbaik dari setiap persoalan yang timbul.
- Resource Allicator / Pengalokasi Sumber Daya : Menentukan siapa yang menerima sumber daya serta besar sumber dayanya.
- Negotiator / Negosiator : Melakukan negosiasi dengan pihak dalam dan luar untuk kepentingan unit kerja atau perusahaan.
2. Latar Belakang Sejarah Manajemen
Kata
Manajemen ini berasal dari bahasa Perancis Kuno yaitu “ Menagement” yang
mempunyai arti “seni melaksanakan dan mengatur” atau berasal dari bahasa
Italia (1561) yaitu “Menaggiare” yang berarti “mengendalikan”,terutamanya
“mengendalikan kuda” atau juga dari bahasa Latin “Manus” yang memeiliiki arti
“tangan” kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manege yang berarti
“kepemilikan kuda” yang berasal bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan
kuda ), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia. Kemudian
bahasa Perancis mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi menagement yang
memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Ajaran
manajemen dipelajari dan diajarkan sejak awal abad 20. Namun sebetulnya
kegiatan dan pemikiran manajemen sudah ada bersama dengan sejarah manuasia.
Memang banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen, namun
keberadaan ilmu manajemen sudah dipastikan sudah ada ribuan tahun yang lalu.
Berikut beberapa contoh yang membuktikan bahwa ilmu manajemen sudah ada sejak
dahulu:
1.
Pada jaman Nabi Musa As telah ada pemikiran manajemen. Ini terlihat pada waktu
perjalanan Nabi Musa meninggalkan Mesir menuju Shiftim, yang mana jaraknya
kurang lebih 380 mil. Perjalanan sepanjang itu dilakukan bersama dengan ribuan
pengikutnya. Semula persoalan yang timbul diputuskan oleh Nabi Musa
sendiri, sehingga selama 39 tahun perjalanan tersebut hanya mencapai 240 mil
saja. Kemudian Jethro ( Mertua Nabi Musa) memberikan nasihat agar perjalanan
lebih cepat dan masalah Nabi Musa menjadi ringan, maka Nabi Musa disuruh
mendelegasikan tugas dan wewenang kepada orang-orang kepercayaanya dengan
kelompok-kelompok: 10, 50, 100, 500, dan 1.000 orang tiap kelompok. Dengan
tugas dan pendelegasian wewenang tersebut, sisa perjalanan dengan jarak 140 mil
dapat diselesaikan dengan waktu cuma 9 bulan saja.
2.
Bangunan Piramida di Mesir.
Piramida
tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza
tak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang yang memperdulikan
apa sebutan untuk manajer ketika itu. Dialah orang yang merencanakan apa yang
harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan
mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin
bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.
3.
Pada jaman Yunani Kuno. Yaitu cara mereka memerintah juga sudah memakai
pemikiran manajemen . pemakaian pemikiran manajemen yang digunakan ialah
membagi lembaga
–
lembaga pemerintah seperti councils ( Dewan-dewan), courts ( Pengadilan
– pengadilan
), pejabat administrasi, Board of General. Dengan demikian lembaga-lembaga ini
menunjukkan pentingnya manajemen pada waktu itu.
4.
Tembok besar di Cina, Candi Borobudur di Indonesia , Gereja di Vatikan dan
masih banyak contoh yang lainnya. Dari beberapa contoh nyata diatas kita bisa
menyimpulkan bahwa keberadaan ilamu manajemen sudah ada sejak ribuan tahun yang
lalu. Namun ilmu ini dikaji secara serius pada abad 20 an, hal ini dipengaruhi
oleh dua peristiwa yang sangat besar dan sangat berpengaruh bagi
perkembangan ilmu manajemen sebeluum abad ke 20.
3. Fungsi Dan Proses Manajemen
- Perencanaan (planning) : Proses untuk menentukan tujuan yang akan dicapai serta langkah-langkah yang harus diambil untuk mencapainya, meliputi penetapan sasaran, merumuskan tujuan, menetapkan strategi, membuat strategi, dan mengembang-kan subrencana untuk mengkoordinasikan kegiatan.
- Pengorganisasian (organizing) : Proses pemberian tugas, pengalokasian sumber daya serta pengaturan kegiatan secara terkoordinir kepada setiap individu dan kelompok untuk menerapkan rencana yang telah dibuat., meliputi penetapan dimana keputusan akan dibuat, siapa yang akan melaksanakan tugas dan pekerjaan, serta siapa yang akan bekerja untuk siapa.
- Memimpin (leading) : Proses menumbuhkan semangat pada karyawan agar bekerja dengan baik dan membimbing mereka untuk melaksanakan kegiatan yang sesuai rencana dalam rangka mencapai tujuan, memberi inspirasi dan motivasi kepada karyawan untuk berusaha keras mencapai sasaran organisasi.
- Pengendalian (controlling) : Proses mengukur kinerja, membandingkan antara hasil sesungguhnya dengan rencana yang telah dibuat serta mengambil tindakan koreksi yan diperlukan.
4. Ciri-Ciri Manajer Profesional
-Pemimpin
Lambang (Figurehead) : Manajer profesional bertanggung
jawab dan menjalankan sejumlah kewajiban rutin yang bersifat legal.
-Pemimpin
(Leader) : Manajer profesional harus dapat
memotivasi, mengaktifkan, serta mengembangkan potensi karyawannya, bertanggung
jawab untuk mengisi posisi yang kosong, dan memberikan instruksi-instruksi
serta pembagian kerja. Seorang manager profesional selalu bekerja keras
sehingga ia dihormati anggotanya. Dia percaya bahwa dia harus bekerja lebih
keras daripada anggotanya untuk memberikan contoh yang baik.
-Penghubung
(Liaison) : Manajer profesional harus dapat
memelihara dan memperluas jaringannya atau mitra bisnis.
-Pemantau
(Monitor) : Manajer profesional sebagai pusat
saraf informasi internal dan eksternal tentang organisasi.
-Penyebar
(Dissiminator) : Manajer profesional bertugas
meneruskan informasi yang diterima dari external kepada anggota atau
karyawannya agar setiap orang memiliki suhu dan pengetahuan yang sama dalam
bekerja.
-Juru
Bicara (Spokesperson) : Manajer profesioal juga
meneruskan informasi kepada external atau mitra mengenai rencana, tindakan,
kebijakan dan hasil organisasi berkaitan dengan pengambilan keputusan demi
pencapaian tujuan bisnis. Seorang manager profesional percaya bahwa karyawan
atau anggotanya mampu memberi andil untuk kesuksesan perusahaannya. Ia akan
mengajak anggotanya untuk memberikan masukan-masukan, ide-ide, dan saran-saran
untuk pemecahan masalah yang dihadapi di tempat kerja. Dia juga berkeinginan
untuk mendengar, memahami dan menindak lanjuti kritikan dan tuntutan-tuntutan
dari anggotanya.
-Wirausaha
(Enterpreneur) : Manajer profesional pandai dalam
mencari peluang dan kesempatan yang ia lihat atau hadapi serta memprakarsai
“proyek-proyek perbaikan” untuk membuat perubahan.
-Pengendali
Gangguan (Disturbance Handler)
: Manajer profesional akan menjadi benteng dalam menghadapi kendala-kendala
yang tidak dapat diselesaikan oleh anggotanya. Namun sebelumnya Ia akan
menghargai hasil pekerjaan karyawannya lalu mengoreksi dengan cara yang
profesional.
-Pengalokasi
Sumber Daya (Resource Allocator)
: Manajer profesional bertanggung jawab terhadap alokasi segala sumber daya
organisasi. Ia dapat memahami potensi dari anggotanya.
-Perunding
(Negotiator) : Manajer profesional harus dapat
mewakili organisasinya pada perundingan-perundingan bisnis yang penting dan
menyangkut keberlangsungan organisasinya.
Dari
semua hal yang telah disebutkan di atas, harus disadari pula bahwa
seprofesional apapun seorang manajer maka ia tetaplah seorang manusia.
Dorongan, keterbukaan, masukan, dan bantuan dari anggotanya sangatlah berarti
untuk menjadikannya lebih profesional. Posisi sebagai manajer tidak akan ada
artinya tanpa jiwa leadership yang baik. Jiwa leadership-lah yang menuntun
seorang menajer dapat menjadi manajer profesional. Jadi bila Anda sekarang
masih merintis dibawah, latihlah terus jiwa leadership Anda, lalu bersiaplah
naik tingkat untuk menjadi manajer profesional.
5. Keterampilan Manajemen Yang Dibutuhkan
Keterampilan
atau skill merupakan kemampuan untuk menterjemahkan pengetahuan ke dalam
praktek sehingga tercapai hasil kerja yang diinginkan. Berbagai fungsi dan
kegiatan manajerial yang diperlukan dalam mengelola organisasi membutuhkan
banyak keterampilan. Keterampilan yang paling penting adalah keterampilan yang
memungkinkan manajer bisa membantu orang lain menjadi lebih produktif di tempat
kerja. Robert L. Katz menggolongkan keterampilan manajer menjadi tiga kategori
sebagai berikut :
1). Keterampilan Kemanusiaan (Human Skill)
Keterampilan
kemanusiaan atau yang lebih terkenal dengan keterampilan berkomunikasi antar
manusia (interpersonal skills) adalah keterampilan yang seringkali
diabaikan oleh para manajer, terutama bagi para manajer yang baru naik
jenjangnya dalam organisasi. Keterampilan kemanusiaan ini sangat diperlukan
untuk menjaga hubungan baik dengan atasan langsung maupun dengan bawahan.
Dengan komunikasi yang persuasive akan membuat bawahan merasa dihargai dan
mereka akan bekerja lebih baik dan bersikap lebih terbuka kepada atasannya.
Keterampilan berkomunikasi ini diperlukan baik pada tingkatan manajemen atas,
menengah, maupun bawah.
2). Keterampilan Teknis (Technical Skills)
Keterampilan
ini merupakan bekal bagi para manajer pada tingkat yang lebih rendah.
Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan
tertentu misalnya memperbaiki mesin, membuat kursi, membuat jadwal kerja dan
keterampilan teknis lainnya.
3). Keterampilan Konseptual (Conceptual Skill)
Kemampuan
untuk merinci permasalahan menjadi beberapa bagian yang lebih spesifik sehingga
dapat dilihat kaitan antara masing-masing bagian tersebut, serta mengetahui
dampak dari setiap permasalahan bagi orang lain.
4) Keterampilan Motivasi (Motivation Skill)
Kemampuan
untuk memberikan dorongan kepada orang lain, agar mereka dapat melakukan
sesuatu sesuai dengan yang diperintahkan tanpa mereka rasakan secara langsung,
karena telah diberikan suatu motivasi atau dorongan berupa
rangsangan-rangsangan untuk menggairahkan dan menyemangati melakukan
pekerjaan.
5)
Keterampilan Teknologi Informasi
Keterampilan
yang dalam hal ini penguasaan mengolah informasi melalui teknologi seperti
keterampilan mengoperasikan komputer. Kecakapan manajerial adalah suatu
keterampilan atau karakteristik personal yang membantu tercapainya kinerja yang
tinggi dalam tugas manajemen. Beberapa kompetensi personal yang diperlukan bagi
keberhasilan manajerial sebagai berikut :
1.
Leadership, kemampuan dalam mempengaruhi orang lain agar melaksanakan
suatu tugas.
2.
Self objectivity, kemampuan untuk menilai diri sendiri secara realistis.
3.
Analiytic thinking, kemampuan untuk menginterpretasikan dan menyampaikan
segala macam bentuk informasi.
4.
Behavioral flexibility, menyesuaikan perilaku dalam mencapai tujuan.
5.
Oral Communication, kemampuan mengemukakan pendapat secara jelas dalam
berbicara.
6.
Written Communication, kemampuan mengungkapkan pendapat dengan baik
secara tertulis.
7.
Personal Impact, menumbuhkan kesan baik dan kepercayaan bagi orang.
8.
Resistances to stress, kemampuan untuk dapat bekerja dalam keadaan
tertekan.
9.
Tolerance for uncertainty, kemampuan untuk bekerja dalam situasi yang
tidak menentu.
B.
ORGANISASI
1. Definisi Organisasi
Organisasi
identik dengan sekelompok individu yang terstruktur dan sistematis yang berada
dalam sebuah sistem. definisi lain dari organisasi adalah wadah untuk
sekelompok individu berinteraksi dalam wewenang tertentu. Secara umum,
organisasi dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang terdiri dari sekelompok
individu yang melalui suatu hierarki sistematis dalam pembagian kerja dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara structural dan sistematis.
Beradasarkan definisi tersebut, organisasi memiliki beberapa batasab-batasan
yang dapat di gambarkan dalam sebuah organisasi.
Beberapa
definisi organisasi menurut para ahli:
- Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan orang-orang yang ada dibawah pengawasan dan pengarahan atasan untuk mengejar tujuan bersama.
- Menurut Stephen P. Robbins, organisasi merupakan kesatuan social yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang relative dapat diidentifikasi dan bekerja atas dasar yang relative terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
2. Pentingnya Mengenal Organisasi
a. Terciptanya hubungan yang baik antaranggota
organiosasi.
b. Setiap anggota mengetahui tugas dan tanggung
jawabnya dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
c.
Spesialisasi dalam melaksanakan tugas
3. Bentuk-Bentuk Organisasi
a.
Organisasi Garis
Organisasi garis mempunyai struktur organisasi yang wewenang pimpinan langsung ditujukan kepada bawahan. Bawahan yang bertanggung jawab langsung pada atasan. Contohnya adalah garis komando yang dilaksanakan kesatuan militer.
Organisasi garis mempunyai struktur organisasi yang wewenang pimpinan langsung ditujukan kepada bawahan. Bawahan yang bertanggung jawab langsung pada atasan. Contohnya adalah garis komando yang dilaksanakan kesatuan militer.
Kebaikan Organisasi Garis - Ada beberapa kebaikan dari organisasi garis antara lain sebagai berikut...
- Kesatuan komando terjamin berada pada satu tangan
- Proses pengambilan keputusan cepat
- Jumlah karyawan sedikit dan rasa solidaritas tinggi
- Pembagian kerja jelas dan mudah dilaksanakan
Kelemahan
Organisasi Garis - Sedangkan kelemahan dari organisasi
garis adalah sebagai berikut...
- Maju mundurnya organisasi berada di tangan satu orang
- Kecenderungan pimpinan bertindak otoriter
- Sistem kerja pada tiap individual bersifat individual
- Kesematan kerja untuk berkembang terbatas
b.
Organisasi Garis dan Staf
Organisasi garis dan staf memberikan wewenang pada pimpinan untuk memberikan komando pada bawahan. Pimpinan dibantu oleh staf dalam pelaksanaan tugas. Bentuk organisasi tersebut banyak ditemukan diberbagai instansi atau perusahaan.
Kebaikan Organisasi Garis dan Staf - Kebaikan dari organisasi garis dan staf adalah sebagai berikut....
Organisasi garis dan staf memberikan wewenang pada pimpinan untuk memberikan komando pada bawahan. Pimpinan dibantu oleh staf dalam pelaksanaan tugas. Bentuk organisasi tersebut banyak ditemukan diberbagai instansi atau perusahaan.
Kebaikan Organisasi Garis dan Staf - Kebaikan dari organisasi garis dan staf adalah sebagai berikut....
- Cocok diterapkan dalam organisasi yang sifatnya kompleks
- Memungkinkan adanya spesialisasi dengan berpedoman pada prinsip the right man in the right place.
- Keputusan yang diambil lebih rasional karena dipikirkan lebih dari satu orang.
- Adanya pembagian tugas secara lebih tegas antara pimpinan, staf, dan bawahan.
- Koordinasi dapat berjalan dengan baik karena setiap bidang telah memiliki tugas masing-masing.
Kelemahan
Organisasi Garis dan Staf -
Sedangkan kelemahan dari struktur organisasi garis dan staf adalah sebagai
berikut...
- Pelaksanaan tugas sering bingung karena dimungkinkan terjadinya perintah lebih dari satu orang
- Karyawan cenderung tidak mengenal tanggung jawab
- Jumlah tenaga kerja yang diperlukan cukup banyak
- Solidaritas karyawan kurang
c.
Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional disusun berdasarkan sifat dan macam fungsi yang harus dilaksanakan. Adapun kebaikan dan kelemahan dari struktur organisasi fungsional adalah sebagai berikut...
Kebaikan Organisasi Fungsional - Kebaikan organisasi fungsional adalah sebagai berikut...
Organisasi fungsional disusun berdasarkan sifat dan macam fungsi yang harus dilaksanakan. Adapun kebaikan dan kelemahan dari struktur organisasi fungsional adalah sebagai berikut...
Kebaikan Organisasi Fungsional - Kebaikan organisasi fungsional adalah sebagai berikut...
- Kesimpangsiuran perintah dari atasan dapat dihindari karena ada pembagian tugas yang ada
- Penggunaan tenaga ahli dalam berbagai bidang sesuai dengan fungsinya
- Produktivitas relatif tinggi karena adanya spesialisasi pekerjaan
- Mudah dalam melakukan organisasi.
Kelemahan
Organisasi Fungsional - Sementara
kelemahan adalah sebagai berikut...
- Sulit mengadakan mutasi kerja tanpa terlebih dahulu mengadakan latihan
- Koordinasi secara menyeluruh sulit dilakukan
- Terjadi pengkotak-kotakan karyawan karena bidang tugas yang berlainan
- Kesimpangsiuran tugas masih mungkin terjadi karena perintah bisa datang lebih dari satu orang
4. Prinsip-Prinsip Organisasi
Prinsip-prinsip
organisasi banyak dikemukan oleh para ahli, salah satunya A.M. Williams yang
mengemukakan pendapatnya cukup lengkap dalam bukunya “Organization of Canadian Government Administration” (1965), bahwa prinsip-prinsip organisasi meliputi:
1) Organisasi
Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas.
Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, dengan
demikian tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan. Misalnya,
organisasi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas sebagai suatu
organisasi, mempunyai tujuan yang ingin dicapai antara lain, memberikan
pelayanan kesehatan yang berkualitas dan lain lain.
2) Prinsip
Skala Hirarkhi. Dalam suatu organisasi harus ada
garis kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu pimpinan sampai pelaksana,
sehingga dapat mempertegas dalam pendelegasian wewenang dan pertanggungjawaban,
dan akan menunjang efektivitas jalannya organisasi secara keseluruhan.
3) Prinsip
Kesatuan Perintah. Dalam hal
ini, seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab kepada seorang
atasan saja.
4) Prinsip
Pendelegasian Wewenang. Seorang
pemimpin mempunyai kemampuan terbatas dalam menjalankan pekerjaannya, sehingga
perlu dilakukan pendelegasian wewenang kepada bawahannya. Pejabat yang diberi
wewenang harus dapat menjamin tercapainya hasil yang diharapkan. Dalam
pendelegasian, wewenang yang dilimpahkan meliputi kewenangan dalam pengambilan
keputusan, melakukan hubungan dengan orang lain, dan mengadakan tindakan
tanpa minta persetujuan lebih dahulu kepada atasannya lagi.
5) Prinsip
Pertanggungjawaban. Dalam
menjalankan tugasnya setiap pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada
atasan.
6) Prinsip
Pembagian Pekerjaan. Suatu
organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan berbagai aktivitas atau
kegiatan. Agar kegiatan tersebut dapat berjalan optimal maka dilakukan
pembagian tugas/pekerjaan yang didasarkan kepada kemampuan dan keahlian dari
masing-masing pegawai. Adanya kejelasan dalam pembagian tugas, akan memperjelas
dalam pendelegasian wewenang, pertanggungjawaban, serta menunjang efektivitas jalannya
organisasi.
7) Prinsip
Rentang Pengendalian. Artinya
bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan
perlu dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk
dan tipe organisasi, semakin besar suatu organisasi dengan jumlah pegawai yang
cukup banyak, semakin kompleks rentang pengendaliannya.
8)
Prinsip Fungsional. Bahwa seorang pegawai dalam suatu
organisasi secara fungsional harus jelas tugas dan wewenangnya, kegiatannya,
hubungan kerja, serta tanggung jawab dari pekerjaannya.
9) Prinsip
Pemisahan. Bahwa beban tugas pekerjaan
seseorang tidak dapat dibebankan tanggung jawabnya kepada orang lain.
10) Prinsip
Keseimbangan. Keseimbangan antara struktur
organisasi yang efektif dengan tujuan organisasi. Dalam hal ini, penyusunan
struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut. Tujuan
organisasi tersebut akan diwujudkan melalui aktivitas/ kegiatan yang akan
dilakukan. Organisasi yang aktivitasnya sederhana (tidak kompleks) contoh
‘koperasi di suatu desa terpencil’, struktur organisasinya akan berbeda dengan
organisasi koperasi yang ada di kota besar seperti di Jakarta, Bandung, atau
Surabaya.
11) Prinsip
Fleksibilitas. Organisasi harus senantiasa
melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika organisasi
sendiri (internal factor) dan juga karena adanya pengaruh di luar
organisasi (external factor), sehingga organisasi mampu menjalankan
fungsi dalam mencapai tujuannya.
12) Prinsip
Kepemimpinan. Dalam organisasi apapun bentuknya
diperlukan adanya kepemimpinan, atau dengan kata lain organisasi mampu
menjalankan aktivitasnya karena adanya proses kepemimpinan yang digerakan oleh
pemimpin organisasi tersebut.
5. Keterampilan Organisasi Yang Dibutuhkan
- Keterampilan Konseptual, yaitu membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide tersebut dijabarkan menjadi rencana kegiatan yang disebut proses perencanaan / rencana kerja. Termasuk juga memiliki visi yang jauh kedepan, misi yang jelas, program kerja yang real, strategi, dan terus menjaga nilai competitive advantage sebuah organisasi.
- Keterampilan Komunikasi, yaitu keterampilan berinteraksi secara baik dengan banyak orang. Disebut juga keterampilan kemanusiaan. Kepada bawahan bersifat mengayomi, persuasif, dan bersahabat. Kepada rekan kerja saling menghormati. Kepada customer dan atasan bersifat melayani. Manajer berkomunikasi dengan baik kepada semua orang, menshare visinya, dan membuat semua orang menjadi tim sukses visi tersebut.
- Keterampilan Teknis, merupakan bekal agar lebih matang pada bidang yang ditangani. Umumnya diperlukan untuk manajer tingkat rendah. Misalnya menggunakan program komputer, membuat code program, dsb. Tentu saja ada keunggulan tersendiri dibanding manajer yang hanya mengerti konsep, akan tercipta efektifitas dan efisiensi yang ideal.
- Keterampilan Manajemen Waktu. Seorang manajer digaji besar, setiap menit begitu berharga untuk perusahaan. Dia harus bisa mengalokasi waktu agar mendapat hasil yang optimal. Akan teruji dalam penyusunan waktu yang digunakan dalam melakukan sebuah project. Termasuk juga keterampilan untuk membuat skala prioritas.
- Keterampilan membuat keputusan, termasuk juga kemampuan untuk mengidentifikasi masalah, memandangnya secara keseluruhan dan komprehensif (helicopter view), dan menentukan solusi terbaik untuk memecahkannya. Keputusan yang baik adalah yang tidak terburu2, namun adakalanya keputusan diperlukan dalam waktu yang singkat. Seiring dengan waktu dan pengalaman, manajer akan terbiasa menghadapi kondisi seperti ini.
- Keterampilan Kepemimpinan. Program kerja, eksekusi, dan evaluasi diperlukan komitmen, ketegasan, dan keberanian. Karenanya manajer betul-betul harus menjadi pemimpin, dan tidak terlalu terpengaruh terhadap hal-hal yang tidak perlu. Manajer yang kuat akan menciptkan trust kepada lingkungannya, dan menumbuhkan teamwork yang solid.
6. Sebab Keberhasilan Dan Kegagalan Organisasi
Keberhasilan
atau kegagalan organisasi pasti berhubungan dengan peran para anggotanya. Suatu
keberhasilan dapat dicapai bila ada kerjasama yg baik antar para anggotanya.
Sedangkan kegagalan dapat disebabkan karna adanya faktor internal di
pengorganisasian tersebut yang bersifat negatif.
C.
KESIMPULAN
Manajemen yang baik haruslah berperan sesuai
dengan situasi dan kondisi pada perusahaan atau organisasi. Manajemen yang
tidak bisa menjalankan peran sesuai tuntutan perusahaan dapat membawa
kegagalan.
Setiap perusahaan memiliki manajemen yang memegang berbagai peranan penting yang menetukan keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan untuk diwujudkan bersama. Ada banyak peran yang harus dimainkan atau diperankan para manajer secara seimbang sehingga diperlukan orang-orang yang tepat utnuk menjalankan pearn-peran tersebut. Seorang manajer juga memilki peran penting dalam keterlaksanaan dan pencapaain dari rangkaian tersebut. Dorongan keterbukaan, masukan, dan bantuan dari anggota juga sangatlah berarti untuk menjadikan seorang manajerlebih profesional. Posisi sebagai manajer tidak akan ada artinya tanpa jiwa leadership yang baik. Jika leadership-lah yang menuntun seorang manajer dapat menajadi manajer profesional.
Setiap perusahaan memiliki manajemen yang memegang berbagai peranan penting yang menetukan keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan untuk diwujudkan bersama. Ada banyak peran yang harus dimainkan atau diperankan para manajer secara seimbang sehingga diperlukan orang-orang yang tepat utnuk menjalankan pearn-peran tersebut. Seorang manajer juga memilki peran penting dalam keterlaksanaan dan pencapaain dari rangkaian tersebut. Dorongan keterbukaan, masukan, dan bantuan dari anggota juga sangatlah berarti untuk menjadikan seorang manajerlebih profesional. Posisi sebagai manajer tidak akan ada artinya tanpa jiwa leadership yang baik. Jika leadership-lah yang menuntun seorang manajer dapat menajadi manajer profesional.
Referensi
Penulis:
Buku
Ekonomi SMA: Terbitan Piranti dan Erlangga
Komentar
Posting Komentar