Langsung ke konten utama

Tugas Drama Past Tense

Title: JUST MISSCALL 
Genre: Horror Summary: Ini sebagai bahan naskah drama Bahasa Inggris yang mengangkat inti Past Tense dari cerita. 
(Nb: Banyak typo bertebaran.)

~H A P P Y     R E A D I N G~


Narator: Cerita kali ini dimulai saat kejadian duabelas tahun yang lalu, dimana seorang pemuda bernama Reza pindah kesebuah apartemen yang lebih luas dari kediamannya. Apartemen tersebut beralamat di kota Bandung.

Kali ini Reza tidak lupa dibantu oleh salah seorang sahabatnya, yakni Ryan yang membantu merapikan semua barang pindahannya.

Ryan: "Hey sobat? Kau yakin akan tinggal ditempat seluas ini seorang diri?"
Reza: "Kau tahukan? Dari awal aku memang berniat untuk mencari yang seperti ini. Ditambah aku ingin membuat studio kecil di ruangan itu" (sambil merapikan buku-buku favoritnya dan mengarahkan pandangannya kesebuah ruangan kecil, menunjuk dengan dagunya singkat.)
Ryan: "Okey baiklah. Kalau kau butuh sesuatu, jangan sungkan. Kau bisa mengandalkan aku dan mereka" (sambil menepuk pelan pundak Reza)

Narator: Tiba-tiba saja telepon genggam milik Reza bergetar. Diliriknya nama yang tertera dalam layar ponselnya, dan senyum simpul pun menghiasi wajahnya.

Reza: "Halo sayang?"
Feby: "Bagaimana dengan kepindahannya? Apakah semua lancar?"
Reza: "Tentu saja."
Feby: "Apakah sepupuku yang bodoh itu bisa diandalkan?"
Reza: (tertawa kecil dan menatap Ryan sekilas) "Dia selalu bisa diandalkan. Hahaha"
Ryan: "Apa kalian membicarakan tentangku?" (Sambil memasang wajah polos)
Feby: "Aku senang mendengarnya. Mungkin besok aku akan mampir untuk melihat apartermenmu. Kalau begitu, sudah dulu ya sayang. Love you"
Reza: "Oke. Byebye sayang. Love you too. Have a nice day princess"
 
*klik* (sambungan terputus)

Ryan: "Kak Feby bilang apa saja padamu?"
Reza: "Tidak ada. Hahaha" (sambil meninggalkan Ryan diruang tamu menuju dapur sambil terkekeh pelan)

*-*-*-*

Narator: Butuh waktu sekitar kurang lebih dari 6 jam bagi Reza dan Ryan untuk membereskan semua barang-barang kepindahan milik Reza, dan setelah semua beres Ryan pun memutuskan untuk pulang, karena hari mulai gelap.

Ryan: Kak, kalau begitu aku akan pulang sekarang. Kau tidak apa-apa kan sendiri?
Reza: Iya tentu saja. Memang kenapa?
Ryan: Tidak apa-apa. Hanya saja aku tidak begitu menyukai tempat ini. Memangnya kau tidak merasa ada yang janggal di apartermen ini?
Reza: Ckckck...Berhentilah bergurau. Kau tidak ingin makan dulu sebelum pergi?
Ryan: Sepertinya tidak. Aku harus pulang sekarang, ibuku pasti sudah menungguku. Tadi aku bilang pada ibuku bahwa aku hanya sebentar saja. Hehehe
Reza: Si bodoh ini!
Ryan: Sampai jumpa!

Narator: Hari itu adalah malam pertama bagi Reza mendiami apartemen miliknya.

Karena merasa bosan, Reza pun menyeret tubuhnya keruang tengah dan meraih remote tv untuk melihat beberapa siaran.

Disaat itu tiba-tiba saja ponsel milik Reza bergetar dari saku celananya. Reza pun melihat nama yang tertera dalam ponselnya, dan didapatinya nomor tidak dikenal. Dengan malas Reza tetap mengangkat panggilan tersebut.

Reza: "Halo? Siapa ini?" (Tiba-tiba saja panggilan tersebut terputus)
Reza: "Orang yang aneh." (Sambil mengernyit)
Reza: "Lebih baik aku membersihkan tubuhku. Hari ini sungguh melelahkan. Eughhh" (sambil meregangkan otot)

Narator: Reza pun menyeret tubuhnya untuk mengambil sehelai handuk dan bersiap-siap untuk membersihkan tubuhnya yang letih. Bagaimana tidak, kurang lebih dari 6 jam ia dan Ryan terlalu fokus untuk berbenah.

*-*-*-*

Narator: Ditempat lain. Diyan, Ghina dan Doni sedang berkumpul bersama dirumah Diyan sambil asik menyanyikan lagu favorite mereka.

Diyan: "Kalian sudah mendengar kabar tentang kepindahan Reza?" (Sambil asik menyantap snack dan soda cola)
Ghina: "Sudah. Aku mendengar kabarnya dari Ryan."
Doni: "Aku dengar-dengar, apartemen milik Reza berhantu."
Ghina: (terkejut) "APA KAU BILANG?"
Diyan: "Hahaha itu hal biasa. Semua tempat berhantu. Bahkan disekeliling kalian juga, tepatnya dibelakang tubuh kalian." (Jawab Diyan dengan santai)
Ghina & Doni: (Secara reflek, Ghina dan Doni nyaris berpelukan dengan wajah panik mereka, karena kenyataannya Ghina dan Doni membenci hal mistis.) "Kau serius?"
(Menyadari posisi mereka saat ini, Ghina dan Doni berbagi jarak)
Ghina: "Lelucon mu tidak lucu!"
Diyan: "Hahahahaha" (tertawa dengan terbahak-terbahak)
Doni: "Kau membuatku parno saja. Sial." (Sambil melempar bantal kearah Diyan)
Ghina: "Lebih baik kita tanya langsung ke Reza."
Diyan: "Videocall saja."

*-*-*-*

Narator: Setelah Reza selesai dengan kegiatan mandinya, ia pun bergegas ke dapur untuk melihat beberapa cemilan dan mengambil sebungkus roti dan air mineral. Lalu ponselnya pun bergetar dari dalam saku celananya.

*drrttt...drrttt...* (suara getaran ponsel)

Reza: "Oh, Hai guys..." (menyapa Diyan, Ghina, dan Doni melalui Video call)
Doni: "Apa semuanya sudah beres?"
Reza: "Tentu saja."
Diyan: "Rezaaaaaa......Sorry ya, kalau kita tidak bisa membantu membereskan barang-barang pindahanmu hari ini. Hehehe tapi besok kita akan mengunjungi apartermenmu."
Ghina: "Iyaaaaaa......Jadi jangan lupa sediakan makanan yang banyak untuk kami. Hahahaha"
Reza: "Tidak perlu. Kalian bisanya hanya merecokkan saja. Hahaha" (goda Reza sambil terkekeh)
Doni: "Aihhh. Kau ini!"
Reza: "Hahahaha......Sorry, sorry. Kemarilah besok. Aku ingin menunjukkan studio kecilku pada kalian semua."
Diyan: "Baiklah, baiklah. Ohya za, ngomong-ngomong siapa orang yang berada dibelakangmu? Aku kira kau benar-benar tinggal sendiri."
Reza: (terhenyak) "A-apa katamu?"
Diyan: "Hahahah.....Kalau begitu kau istirahatlah. Sampai bertemu besok!"

*klik* (menutup sambungan telepon)

Ghina: "Apa maksudmu ada seseorang yang lain bersama dengan Reza?"
Diyan: "Loh? Bukankah ia benar-benar tidak tinggal sendiri? Aku melihat seseorang dari belakang tubuhnya"
Doni: "Kau ingin menakut-nakuti kami lagi kan? Basi! Hah sudahlah, aku ingin balik saja. Ghina, kau ingin balik denganku tidak?"
Ghina: "Aku sudah bilang ibuku kalau aku akan menginap disini."
Doni: "Baiklah kalau begitu. Aku pulang. Sampai jumpa besok guys." (Sambil meraih jaket miliknya)
Ghina: (mengguncang-guncangkan tubuh Diyan yang tiba-tiba saja terdiam) "Hey Diyan! Diyaann...Hey!"
Diyan: (tersadar dari lamunannya) "Ah? A-apa?"
Ghina: "Kau ini kenapa sih?"
Diyan: "Ti-tidak ada" (sambil menggelengkan kepala dengan sedikit ragu)
Ghina: "Cukup. Kau telah merusak sedikit moodku. Hah sudahlah, aku ingin istirahat!"

Narator: Diyan yang masih terdiam, berusaha menetralkan pikirannya dan mengatakan dalam hatinya bahwa ia sedang berhalusinasi. Sama dengan Diyan, Reza juga tidak mengerti apa yang barusan ia dengar. Reza sedikit paranoit, namun iya tetap menyingkirkan pikiran jelek itu dan bergegas tidur.

*-*-*-*

(Keesokkan harinya)
*ting...nong...ting...nong* (suara bel berbunyi)

Narator: Reza yang baru saja setengah sadar merasa terganggu dengan suara bel yang terus berbunyi. Reza pun menyeret tubuhnya dan memutar knop pintu apartemennya. Namun tak ia dapati satupun orang diluar.
                                                   
Reza: "Baiklah za, pasti hanya orang iseng saja tadi. Tenang-tenang...."

*drrttt...drrttt...* (panggilan masuk)

Reza: "Oh shit! Ponsel sialan!" (Dengan ekspresi kaget)
Reza: Si misterius?

Narator: Masih dengan kejadian yang sama. Lagi-lagi tak ada jawaban apapun. Reza memang sengaja menutup mulutnya agar ia tahu apa maksud si peneror terus menerus menelpon dirinya. Namun yang didengar kali ini hanyalah suara hembusan nafas yang terdengar cukup berat. Seketika bulu kuduk Reza pun berdiri. Reza berpikir ini adalah sama seperti kejadian yang ditontonnya di televisi seperti korban teror pembunuhan berdarah dingin.

Untuk menepis pikiran negatif tersebut, dengan cepat Reza memutuskan panggilan itu dan segera mengambil segelas air mineral. Kejadian beberapa waktu lalu cukup membuatnya tegang dan sedikit dehidrasi.

Sambil menegug minumannya, Reza juga menerima panggilan dari kekasihnya, Feby. Ia pun menghentikan sejenak aktivitasnya.

Feby: "Halo sayang, maafkan aku ya. Sepertinya untuk hari ini aku tidak  bisa mengunjungi apartermenmu. Aku harus menyelesaikan beberapa urusan." (Menunjukkan wajah bersalah)
Reza: "Baiklah sayang tidak apa-apa. Lain waktu saja." (Menunjukkan ekspresi kecewa)
Feby: Apa Diyan, Doni, dan Ghina akan datang hari ini mengunjungi mu?
Reza: "Iya sayang. Tadi malam kami baru saja membicarakannya."
Feby: "Hmm...Begitu ya. Baiklah, semoga kalian bersenang-senang. Kalau begitu sampai bertemu, sayang. Love you."
Reza: "Love you too my princess"

Narator: Baru saja Reza memutuskan sambungannya dengan Feby. Selang beberapa detik ia menerima panggilan masuk yang ketiga kalinya, dan kali ini Videocall dari Diyan.

Diyan: Rezaaaaaaa....Sorry ya sebelumnya. Sepertinya hari ini kita tidak bisa datang.
Ghina: Iya, sorry ya za. Soalnya hari ini aku akan pergi kencan dengan Ryan. Hehehe
Diyan: Kau dengarkan Ghina bilang apa. Lain kali dia tidak usah kau traktir. (Sedikit menerima cubitan dari Ghina)
Reza: Terserah kalian saja. Moodku juga tidak baik hari ini.
Ghina: Kau kenapa?
Reza: Sepertinya aku tidak enak badan. Mungkin karena kemarin terlalu lelah mengerjakan semuanya hanya berdua dengan Ryan.
Diyan: Lebih baik kau istirahat saja.
Reza: Hmmm...
Ghina & Diyan: Get well soon, Reza.
Reza: Thanks guys. Bye...

*klik* (sambungan ditutup)

Narator: Pria itupun membiarkan tubuhnya duduk terlemas diatas sofa yang nyaman. Sambil memijat-mijat pelan keningnya. Sudah berlangsung selama 2 bulan Reza tidak merasa aman dan merasa dihantui.

*drrttt...drrttt...* (panggilan masuk)

Narator: Lagi-lagi si misterius. Reza menghembuskan nafasnya dengan gusar dan memutuskan untuk mengangkatnya setelah beberapa kali diabaikan. Kali ini biar Reza yang memulainya.....

Reza: "Baiklah cukup lelucon mu ini! Kau tahu? Karenamu aku sering bermimpi buruk dan sering bersikap paranoit karena panggilanmu yang terus menerus menerorku setiap saat. Sebenarnya apa maumu? Bicaralah padaku! Jangan hanya diam saja!"

Narator: Reza sungguh tidak kuat menahan rasa kesalnya pada si penelepon misterius itu. Dan akhirnya, si penelpon itu membuka suaranya. Tetapi.....

?/Ryan: "Maaf tuan, tapi aku sering menerima panggilan dari nomor ini. Kupikir panggilan ini sangat penting dan darurat. Dan kupikir juga pemilik nomor ini membutuhkan bantuanku, itu sebabnya aku mencoba untuk menghubungi nomor ini terus-menerus. Tapi setelah aku coba menelpon aku tak mendengar jawaban apa-apa dan tiba-tiba saja panggilan itu terputus." (Jelas si penelepon misterius)
Reza: "A...apa ka...katamu tadi?" 

Narator: Reza pun seperti merasakan ada sebuah tangan menyentuh pundaknya yang menegang.

Akibat kejadian yang menimpa Reza selama kurang lebih dari 3 bulan ia tinggal disana, ia pun memutuskan untuk kembali kerumah orangtuanya yang berada di daerah Kemang, Jakarta dan mengosongkan apartemen tersebut. Hingga akhirnya apartemen yang disebut-sebut berhantu itu menjadi sebuah legenda mengerikan bagi siapapun yang pernah mendiaminya. Dan sudah lama sekali apartemen tersebut tidak ada yang menyewa.



-END-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lirik Lagu Yang Mengandung 'IF CLAUSE'

Bon Jovi - Always This Romeo is bleeding, but you can't see his blood It's nothing but some feelings That this old dog kicked up It's been raining since you left me Now I'm drowning in the flood You see I've always been a fighter But without you I give up Now I can't sing a love song Like the way it's meant to be Well, I guess I'm not that good anymore But baby, that's just me Yeah I, will love you, baby Always and I'll be there Forever and a day, always I'll be there, till the stars don't shine 'Til the heavens burst and the words don't rhyme I know when I die you'll be on my mind And I'll love you, always Now your picture's that you left behind Are just memories of a different life Some that made us laugh Some that made us cry One that made you have to say goodbye What I'd give to run my fingers through your hair Touch your lips, to hold you near, When you say your

STRUKTUR ORGANISASI PT. ADHIKARYA (Persero)

Struktur Organisasi PT. ADHIKARYA (Persero) Profile Perusahaan: Architecten-Ingenicure-en Annemersbedrijf Associatie Selle en de Bruyn, Reyerse en de Vries N.V. (Assosiate N.V.) merupakan Perusahaan milik Belanda yang menjadi cikal bakal pendirian ADHI hingga akhirnya dinasionalisasikan dan kemudian ditetapkan sebagai PN Adhi Karya pada tanggal 11 Maret 1960. Nasionalisasi ini menjadi pemacu pembangunan infrastruktur di Indonesia. Berdasarkan pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia, pada tanggal 1 Juni 1974, ADHI berubah status menjadi Perseroan Terbatas. Hingga pada tahun 2004 ADHI telah menjadi perusahaan konstruksi pertama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Status Perseroan ADHI sebagai Perseroan Terbatas mendorong ADHI untuk terus memberikan yang terbaik bagi setiap pemangku kepentingan pada masa perkembangan ADHI maupun industri konstruksi di Indonesia yang semakin melaju. Adanya intensitas persaingan dan perang harga antarindustri konstruks

PEMASARAN

PERAN PEMASARAN DAN MANAJEMEN PEMASARAN DALAM MEMASUKI JENIS-JENIS PASAR YANG DIPILIH DALAM KONDISI TERTENTU NAMA : EVITA SANIA YOLANDA KELAS : 1EB17 NPM : 28216429 MATA KULIAH : PENGANTAR BISNIS DOSEN : IZZANI ULFI, S.E, M.IEF   A. PENGERTIAN PASAR DAN PEMASARAN   Pengertian secara sempit Pasar adalah suatu tempat pertemuan penjual dan pembeli untuk melakukan transasksi jual  beli dan jasa. Pengertian secara luas Pasar adalah tempat bertemunya penjual yang mempunyai kemampuan untuk menjual  barang/jasa dan pembeli yang melakukan uang untuk membli barang dengan harga tertentu Ada beberapa definisi mengenai pemasaran diantaranya adalah : a. Philip Kotler (Marketing): Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. b. Menurut Philip Kotler dan Amstrong: Pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok memper